Renatha Swasty 27 November 2019 19:15
Jakarta: Karyawan Media Group khususnya unit usaha yang berada di lingkungan Kedoya, Jakarta Barat didorong meminimalisasi penggunaan sampah plastik. Media Group tak ingin lagi ada sampah plastik.
CSR Officer Media Group Lisa Luhur menyebut sejak setahun terakhir, kantin, kafe maupun plaza tempat jual beli makanan minuman tidak lagi menggunakan plastik. Sampah yang dihasilkan juga dikelola serius.
“Kita punya penampungan sampah di Kedoya tidak berakhir di Bantar Gebang. Tidak masuk TPA (tempat pembuangan akhir) sampah kita. Tidak busuk di Bantar Gebang, tapi diproduksi bermanfaat dan ada nilai ekonomis yang kita terima,” kata Lisa dalam diskusi ‘Kick Off Menuju Zero Waste Media Group’ di Kompleks Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis, 27 November 2019.
Penandatanganan kerja sama 100 rp/kg untuk anak sekolah yang kurang mampu dengan nara kreatif, Di kementrian lingkungan hidup tanggal 10 januari 2020 tindak lanjut dari pengumuman kerja sama di media komplek
Lisa menuturkan Media Group bekerja sama dengan pihak ketiga buat mengelola sampah.
Dia mengungkapkan setiap bulan sebanyak 12 ton sampah organik dikirim ke Biomagg. Sampah-sampah itu dikelola buat dimakan lalat hitam.
“Nanti jadi pakan ternak diekspor ke Jepang buat kosmetik dan lain-lain,” beber dia.
Media Group juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Waste 4 Change buat mengolah sampah plastik. Sampah-sampah itu diolah buat alternatif energi.
Sementara sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) diserahkan pengelolaannya pada PT Bintangmas Cahaya Internasional. Perusahaan itu mengelola penambangan kapur dan pengolahan kapur siap pakai. Perusahaan ini bekerja sama dengan pemerintah Sukabumi.
Selanjutnya sampah minyak jelantah diserahkan pengelolaannya pada Artha Metro Oil. Dalam waktu dekat Artha Metro Oil bakal bekerja sama dengan Nara Kreatif.
Nantinya, penjualan setiap kilogram minyak jelantah bakal dikonversikan menjadi Rp100 buat sekolah gratis anak-anak kurang mampu. “Kalau Media Group mensupport minyak, kalau saya hitung-hitung bisa bantu satu kelurahan 150 orang,” papar pendiri Nara Kreatif Nezatullah Ramadhan.
Lisa menyebut keseriusan pengelolaan sampah plastik ini lantaran perusahaan ingin membantu pemerintah dalam pengurangan palstik. Namun, dia menyebut tantangan ini masih berat.
Dia menyebut perlu peran serta 2.574 karyawan di Kedoya buat mengurangi sampah. Dalam waktu dekat perusahaan bakal membagikan lunch box serta tas.
“Jadi kalau jajan ke luar, tidak lagi membawah plastik. Kami rencanakan juga setiap ruangan ada tempat sampah beda beda,” beber Lisa.
Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar, menyambut baik gerakan yang mulai dilakukan Media Group. Novrizal menyebut kewajiban pengelolaan sampah tak cuma dibebankan pada pemerintah daerah tapi setiap orang.
“Kalau semua orang melakukan meskipun kecil dunia bisa kita ubah,” kata Novrizal.